TEMPO.CO, Jakarta - Multiple sclerosis merupakan kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menggerogoti lapisan pelindung saraf. Jika dibiarkan, penyakit ini berpotensi membuat penderitanya menjadi difabel karena mengakibatkan gangguan fungsi pada bagian tubuh tertentu.
Baca: Selma Blair Mengidap Multiple Sclerois Mulai Gunakan Tongkat
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dari University of Basel, Switzerland, menguji obat penguat sistem imun untuk mencegah kondisi disabilitas pada pasien multiple sclerosis. Penguat sistem imun ini merupakan pengobatan sekunder yang dikenal dengan nama rituximab.
Kepala Pusat Kajian dan Penerapan Sistem Jaminan Sosial untuk pasien dengan multiple sclerosis, Nicholas LaRocca mengatakan fungsi rituximab adalah menonaktifkan sel kanker pada darah dengan meningkatkan imunitas dan mengurangi nyeri pada rheumatoid athrithis.
"Rituximab bekerja dengan mempengaruhi kinerja sel B yang ada pada sistem imunitas tubuh pasien multiple sclerosis," ujar Nicholas LaRocca seperti yang dikutip dari WebMD, Rabu 9 Januari 2019.
Penelitian yang dikepalai oleh Yvonne Naegelin dari The University of Basel, Switzerland, menunjukkan pasien multiple sclerosis yang menjalani pengobatan dengan rituximab selama 10 tahun tidak mengalami kondisi disabilitas sama sekali. Keadaan ini berbeda dengan pasien multiple sclerosis yang tidak menjalani pengobatan dengan Rituximab.
Riset tersebut melibatkan 88 pasien multiple sclerosis berumur 50 sampai 51 tahun. Para relawan terbagi menjadi dua kelompok. Pertama, kelompok umur 50 tahun yang sudah menjalani terapi rituximab sejak 18 tahun yang lalu. Kelompok kedua adalah pasien multiple sclerosis berusia 51 tahun tanpa terapi Rituximab.
Hasilnya, kelompok pengguna rituximab tetap berada tidak jauh dari kondisi pertama ketika didiagnosa multiple sclerosis. Penyakit multiple sclerosis lambat laun akan mempengaruhi sistem saraf pusat. Banyak gejala yang akan muncul di kemudian hari bila tidak segera ditangani.
Multiple sclerosis dapat menyebabkan kelelahan luar biasa, kebingungan, tak mengenal angka dan objek sekitar. Pada tahapan selanjutnya, penyakit multiple sclerosis dapat menyebabkan kekakuan otot karena susunan saraf yang tidak berfungsi. Performa otot terus menurun dan menyebabkan kesulitan gerak. Bila dibiarkan, pasien multiple sclerosis dapat mengalami kondisi disabilitas.